Panen Perdana di Desa Cariumulya Karawang, Jurnalis Ikut Ngarit Dan Turun Langsung Ke Sawah Dampingi Petani

Share

Kabar Karawang – Petani Merah Putih, suaraindonesiatv.com. Nasional |
Musim panen di Desa Cariumulya, Kecamatan Telagasari, mulai menggeliat.” Pada Jumat (3/10/2025), suasana sawah yang sebelumnya tenang kini ramai oleh para petani yang mulai melakukan panen perdana. Di sela-sela aktivitas itu, tampak tim jurnalis Trans7 hadir meliput dan bahkan ikut turun ke sawah membantu petani mengarit padi.

Kehadiran jurnalis yang ikut bekerja di tengah lumpur menambah semangat para petani. Tawa dan obrolan ringan terdengar di antara sabit yang bergerak, menciptakan suasana keakraban dan gotong royong khas pedesaan.

Saepul Bahri, salah satu Tokoh petani yang sangat tak asing lagi di kalangan para insan pers nasional yang juga asli warga desa Cadaskertajaya, ia mengungkapkan bahwa panen kali ini membawa kabar baik bagi warga.

Meski baru dimulai, hasil panen menunjukkan adanya peningkatan tonase dibanding musim sebelumnya, walaupun belum sepenuhnya maksimal.

“Alhamdulillah panen sekarang mulai bagus, ada peningkatan hasilnya, sekitar 6 tonan per hektar. Harga gabah juga lumayan, Rp7.000 per kilo. Kalau harga ayam, saya kurang tahu,” ujarnya dengan senyum sederhana.

Panen perdana ini menjadi tanda awal yang menjanjikan bagi petani Cariumulya. Dengan cuaca yang cukup mendukung dan harga gabah yang stabil, mereka berharap hasil panen berikutnya bisa lebih melimpah.

Menutup kegiatan panen, Saepul Bahri juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada insan pers yang selalu hadir mengabarkan kondisi petani di lapangan.

“Terima kasih sebesar-besarnya untuk para wartawan yang selalu support petani dalam mengabarkan kondisi pertanian, khususnya di Karawang. Semoga sehat dan sukses selalu buat semua rekan-rekan jurnalis. Salam hormat dari saya,” ucapnya penuh ketulusan. Dalam wawancara nya saat memberikan keterangan pers, kepada SITV.COM, pada hari sabtu 4/10).

Kebersamaan antara petani dan jurnalis di tengah sawah bukan hanya menghadirkan cerita humanis, tetapi juga menjadi simbol bahwa ketahanan pangan nasional lahir dari semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap nasib petani di negeri sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!