Imajinasi ridwan kamil di jabar banyak yg mangkrak, salah satunya teras cihampelas” ada apa dengan pembangunan tersebut

Share

Bandung – suaraindonesiatv.com.
2024, Teras Cihampelas, sebuah proyek ikonik yang diinisiasi oleh Ridwan Kamil saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada tahun 2014, kini menghadapi tantangan besar.

Proyek yang digadang-gadang sebagai solusi penataan kawasan wisata belanja di Jalan Cihampelas itu, ternyata mengalami stagnasi dalam pengembangan dan kehilangan fungsi utamanya.

Proyek ini pertama kali diwujudkan pada tahun 2017 dengan pembangunan tahap pertama, di mana beberapa pedagang kaki lima (PKL) dipindahkan ke atas skywalk untuk menciptakan suasana yang lebih tertata dan asri.

Bahkan, proyek ini sempat mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo pada masa awal operasinya. Namun, hanya dalam kurun dua tahun, daya tarik Teras Cihampelas mulai memudar.

Pengunjung berkurang drastis, sehingga para PKL memilih kembali membuka lapak di jalanan bawah karena sepinya pendapatan di area skywalk.

Mangkraknya pembangunan tahap kedua semakin memperburuk kondisi ini.

Teras Cihampelas, yang awalnya dirancang sebagai solusi kemacetan dan pemberdayaan ekonomi lokal, kini justru menjadi simbol dari perencanaan pembangunan yang tidak matang.

Kemacetan di sepanjang Jalan Cihampelas pun semakin parah, menunjukkan bahwa tujuan awal proyek tersebut belum tercapai. Sebagai gagasan monumental, proyek ini terlihat lebih mengedepankan citra prestise dibandingkan dampak berkelanjutan.

Ridwan Kamil, yang kini mencalonkan diri dalam pemilihan umum di Jakarta, mendapat kritik bahwa beberapa proyeknya, termasuk Teras Cihampelas, kurang memperhatikan aspek fungsional dan keberlanjutan.

Harapan kini tertuju
pada pemimpin berikutnya agar mampu menjalankan pembangunan yang tidak hanya megah di awal, tetapi juga berfungsi optimal dan bermanfaat dalam jangka panjang.

Sedangkan Muhamad Ramdan Suliana mengatakan “Kondisi buruk Teras Cihampelas menunjukkan bahwa Ridwan Kamil kurang berhasil dalam merencanakan proyek yang bermanfaat dan sesuai untuk masyarakat.

Sebagai orang yang memulai proyek ini, Ridwan Kamil terlalu fokus pada hal-hal besar tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjangnya” ungkapnya ridwan.

Meskipun pada awalnya proyek ini mendapat pujian, kurangnya perencanaan yang solid,
terutama terkait kelangsungan pembangunan tahap berikutnya dan strategi operasional yang efektif, membuat area tersebut kehilangan fungsinya yang utama” bebernya Ridwan.

Kegagalan ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil lebih fokus pada menciptakan citra melalui proyek besar daripada memastikan manfaatnya bagi masyarakat.

Selain itu, ia tidak berhasil menghubungkan proyek ini dengan kebutuhan ekonomi dan infrastruktur lokal.

Pembangunan Teras Cihampelas seharusnya membantu PKL, tapi malah membuat mereka pindah lagi karena sedikitnya pengunjung.

Ini menunjukkan bahwa masih kurangnya penelitian yang mendalam mengenai pola perilaku masyarakat dan daya tarik kawasan.

Dengan adanya kemacetan yang terus berlangsung diJalan Cihampelas, proyek ini membuat situasi semakin buruk. Kegagalan Teras Cihampelas disebabkan oleh ketidakmampuan Ridwan Kamil dalam merencanakan dan mengelola proyek secara berkelanjutan.’ Terangnya.

Hal ini menyebabkan lebih banyak masalah daripada solusi”.Buruknya pembangunan Teras Cihampelas seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pemerintah, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Pembangunan yang sukses tidak hanya tentang menyelesaikan proyek fisik, tetapi juga memastikan dampak positifnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara nyata. Semoga proyek serupa di masa depan lebih memperhatikan aspek keberlanjutan, fungsi nyata, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.” Pesanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!