Praktisi kesehatan Dr.ngabila salama Jelaskan cara penanganan DBD

Share

Jakarta,- suaraindonesiatv.com.
15 Juni Asean Dengue Day mari bersama wujudkan zero death / 0 kematian dengue 2030 di seluruh dunia khususnya di Indonesia dengan mengaktifkan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J).

DBD neglected tropical disease yang sudah endemi dan polanya pasti sama dari tahun ke tahun. Perbedaan kenainan kasus yaitu 1 bulan dari musim hujan. Misal bulan maret puncak hujan, maka DBD kasusnya akan puncak di april. Siklus perkembang biakan nyamuk 2 minggu.

“Peningkatan kasus terjadi efek dari kemarau ekstrem panjang / el nino Juli – November 2023 di Indonesia. Trend kasus DBD akan meningkat pasca el nino dan di musim penghujan dengan pola sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun. Hal ini karena musim hujan menyebabkan peningkatan kelembaban udara / relative humidity (RH) dan nyamuk mudah berkembang biak. Tetesan air hujan juga memudahkan telur menetas menjadi jentik. Selain itu juga kontainer berisi air bisa menjadi tempat berkembang biak jentik menjadi nyamuk.

Jangan panik, *cegah sakit* dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan utamanya PSN 3M plus & vaksinasi. Gencarkan G1R1J / gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dgn menunjuk petugas PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di rumah apa ibu / bapak / anak / ART, dsb dan melakukan dengan prinsip 3 x 10 setiap jumat pagi. Apa itu 3 x 10? Jam 10 pagi Durasi 10 menit efektif
Selama minimal 10 minggu.

Jam 10 pagi krn nyamuk DBD aktif pada pagi jari jam 8-10 dan sore hari jam 15-17.

Untuk cegah komplikasi dan kematian kuncinya: DETEKSI DINI dilanjutkan tatalaksana pemberian cairan / rehidrasi segera agar tidak syok dan meninggal. Jika demam 1×24 jam demam atau keluhan tidak membaik di rumah, bawa segera ke puskesmas terdekat, periksa darah dan rapid test DBD (NS1) GRATIS di seluruh puskesmas kecamatan Jakarta.

Pada orang dewasa gejala DBD seperti infeksi virus lainnya demam tinggi diatas 39 derajat, demam naik turun, nyeri belakang mata, pegal sendi dan otot, mual, muntah. Pada anak gejala bisa tidak khas seperti muncul gejala infeksi saluran cerna dan nafas: batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa juga bisa infeksi campuran dengan typhoid / tipes.

Jika sudah terkena dbd 1x masih bisa terkena sampai 4x karena DBD punya 4 varian saat ini DEN 1,2,3,4. Jika sudah sembuh DBD juga dapat langsung dilakukan vaksinasi dengue tanpa menunggu.

Lima penyebab peningkatan kasus DBD:
1. Faktor cuaca, iklim, kelembaban mendukung reproduksi nyamuk, telur, jentik (pasca el nino panjang tahun 2023)
2. ⁠Masyarakat abai PSN 3M plus terutama di luar pemukiman (byk kena pada anak SD, SMP yang banyak aktivitas di luar rumah di jam nyamuk aedes aegepty aktif jam 8-10 saat jam sekolah dan 15-17 jam main di luar rumah)
3. ⁠Masyarakat lebih peduli untuk memeriksakan kesehatannya pasca pandemi covid19
4. ⁠Hasil penapisan infeksi pernapasan dan pencernaan yang banyak muncul saat musim pancaroba )karena imunitas tubuh menurun), ternyata saat cek darah trombosit turun
5. ⁠Mutasi virus dengue baru (selain DEN 1,2,3,4) belum dapat disingkirkan, karena pada orang dewasa yang biasanya dengue tidak bergejala / gejala ringan saat ini bergejala sedang dan sebagian berat.

Jus jambu biji yang dibuat secara alami dapat membantu pemulihan DBD.

Ingat! Jambu biji bukan pengobatan utama DBD, hanya sedikit bermanfaat & menjadi tambahan” dr terapi utama yang diberikan dokter, ini 3 manfaatnya:

1. Mengandung antioksidan untuk melawan peradangan / inflamasi penyebab trombosit terus turun

2. Mengandung flavonoid jenis kuersetin yang dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri di dalam tubuh sehingga trombosit tidak terus turun

3. Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh, mencegah perdarahan dengan meningkatkan jumlah trombosit 100.000/mikroliter dalam waktu 16 jam.

4. Obat utama demam berdarah adalah pemberian cairan dan menghentikan peradangan

Juga sebaiknya jgn jus yang berkemasan, karena kadar gula dan pengawet yang kurang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!